Memahami Love language Anak Agar Siap Menjadi Generasi Emas


Setiap anak memiliki cara yang unik dalam menerima dan mengekspresikan kasih sayang. Memahami bahasa cinta mereka tentu sangat penting agar kita sebagai orang tua bisa memberikan perhatian dan dukungan secara efektif. 

Dengan pemenuhan emosional yang baik, anak akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan siap menjadi generasi emas yang berkarakter kuat.

Webinar Sinotif Memahami Bahasa Cinta Anak Agar Siap Menjadi Generasi Emas

Mengetahui banyak poin pentingnya love language  bagi seorang anak , Sinotif mengadakan webinar tentang memahami love language anak agar siap menjadi generasi emas. Jujur saya semangat sekali mengikutinya. Apalagi ini memang bulannya kasih sayang, akan sangat tepat sekali bukan kalau kita belajar memahami bahasa cinta anak.

Sinotif  merupakan lembaga bimbel yang sangat  terkenal di Indonesia, lagi-lagi mengadakan webinar edukatif untuk para parents yang ditunggu-tunggu. Menurut saya Sinotif ini memang keren banget ya. Sering banget nih menghadirkan edukasi yang sangat bermanfaat bagi parents.

Menghadirkan Ibu Riksa Suci Imaniah. Beliau merupakan pengurus ikatan guru Indonesia di Bogor. Beliau memberikan pengetahuan tentang pentingnya Love language Dengan tema 'Pentingnya Love Language Anak Agar Siap Menjadi Generasi Emas'.

Sinotif tidak hanya meng-support Bunda dalam memaksimalkan diri dalam pengasuhan maupun pendampingan anak. Tapi juga memberikan solusi agar parents bisa lebih fokus berdaya dengan menghadirkan sebuah lembaga bimbel untuk membantu anak bisa lebih maksimal dan berprestasi dalam pendidikannya.

Apa Itu Love Language?

Konsep love language diperkenalkan oleh Chapman, yang mengidentifikasi ada lima bentuk utama love language yaitu

  1. Words of Affirmation (Kata-kata Penghargaan)
    Anak dengan bahasa cinta ini akan merasa sangat dicintai ketika mendengar kata-kata positif, pujian, atau ucapan terima kasih. Kalimat seperti “Kamu hebat!” atau “Ibu bangga padamu” dapat membangun kepercayaan diri mereka.

  2. Acts of Service (Tindakan Melayani)
    Anak dengan bahasa cinta ini merasa dihargai ketika orang tua membantu mereka, seperti menyiapkan bekal favorit atau menemani mengerjakan PR.

  3. Receiving Gifts (Menerima Hadiah)
    Bukan sekadar soal materi, anak dengan bahasa cinta ini melihat hadiah sebagai simbol cinta dan perhatian. Hadiah kecil seperti stiker atau surat cinta dari orang tua bisa sangat berarti.

  4. Quality Time (Waktu Berkualitas)
    Anak dengan bahasa cinta ini membutuhkan kehadiran penuh dari orang tua. Bermain bersama, membaca buku, atau sekadar berbicara dari hati ke hati akan membuat mereka merasa diperhatikan.

  5. Physical Touch (Sentuhan Fisik)
    Pelukan, ciuman, genggaman tangan atau sekadar tepukan lembut di bahu adalah bentuk ekspresi cinta yang penting bagi anak dengan bahasa cinta ini.

Mengapa Memahami Love Language Anak Itu Penting?

Ketika orang tua mengetahui bahasa cinta anak, mereka bisa memberikan kasih sayang dengan cara yang paling bermakna. Ini akan:

  • Meningkatkan kwalitas hubungan
  • Mengurangi konflik
  • Meningkatkan keterlibatan anak
  • Meningkatkan kesadaran emosional
  • Membantu mereka merasa lebih dicintai dan dihargai
  • Meningkatkan kualitas pendidikan
  • Meningkatkan kebahagiaan anak
  • Meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Cara Mengetahui Love Language Anak

  1. Amati bagaimana anak mengekspresikan cinta. Jika mereka sering memeluk, mungkin physical touch adalah bahasa cintanya.
  2. Perhatikan apa yang paling sering mereka minta. Anak yang selalu ingin ditemani mungkin memiliki quality time sebagai bahasa cintanya.
  3. Cermati reaksi mereka terhadap berbagai bentuk perhatian. Anak yang berbinar saat menerima hadiah mungkin memiliki receiving gifts sebagai bahasa cintanya.

Bimbingan Belajar Sinotif dan Generasi Emas


Generasi emas adalah generasi masa depan sebagai sumber daya manusia (SDM) yang perlu mendapat perhatian serius dalam era globalisasi saat ini. Sinotif disini sangat berperan penting dalam membantu Parent mencetak generasi emas.

Sebagai kepercayaan parent, Sinotif hadir untuk membantu orang tua untuk memastikan anak-anak bisa belajar matematika, fisika dan kimia. kita tidak perlu pusing dan stress lagi mengenai pelajaran eksata anak-anak sehingga bisa lebih fokus pada bisnis dan karir.

Sinotif juga merupakan sahabat siswa terbaik, karena dengan Bimbingan Belajar di Sinotif anak-anak akan memiliki konsep eksata yang benar, Sinotif mampu mendampingi siswa belajar  yang bebas stress sehingga mereka bisa menikmati masa sekolah yang nyaman dan juga Sinotif mampu membangun kepercayaan diri  anak melalui kemenangan-kemenangan kecil dalam membuat pelajaran eksata yang relatif sulit.

Sinotif terbukti berhasil meningkatkan nilai siswa, melalui pengalaman dan continuous improvement lebih dari 20 tahun.
  • SPECIALIZED : Belajar dengan guru-guru yang ahli di bidangnya. Siswa dibimbing oleh tiga guru spesialis matematika, fisika dan kimia yang ahli dan tersertifikasi khusus.
  • PERSONALIZED : Fokus pada kebutuhan. Siswa mendapatkan layanan personal sesuai kebutuhan dan target belajar yang diinginkan. Catatan dan laporan belajar dikirimkan setiap selesai sesi belajar.
  • SYSTEMIZED : Belajar jadi mudah dan efektif. Siswa mendapatkan modul soal yang sistematis dengan kombinasi gaya belajar linear dan global untuk memudahkan pemahaman konsep.
  • LIMITLESS : Layanan 24 jam nonstop. Akses website e-learning untuk belajar mandiri melalui seratusinstitute.com dan tanya soal secara instan dengan aplikasi Tanya Jawab Soal -- kapan pun, di mana pun.

Kesimpulan

Mengetahui love language anak adalah kunci membangun generasi emas yang penuh kasih dan percaya diri. Dengan memberikan cinta sesuai dengan cara yang mereka pahami, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan siap menghadapi masa depan hingga siap menjadi Generasi Emas.




You Might Also Like

13 komentar

  1. tapi jujur baru tau kalo sinotif itu tempat bimbel loh :D ngiranya selama ini kirain tempat fotokopi karena kebayang kayak snappy, astagaa

    BalasHapus
  2. Ah ini hal penting yang oleh generasi orang tua zaman dulu gak begitu ngeh. Ya di satu sisi maklum juga, karena gak semua mengenyam pendidikan tinggi dan akses informasi juga terbatas. Padahal aku sendiri penasaran, love languageku tuh apa haha, walaupun sering klaim kalau Acts of Service tapi gak pernah benar-benar dites.

    Nah ngomongin bimbingan belajar, aku suka dengan konsep yang ditawarkan oleh Sinotif. Bahkan ada layanan 24 jam nonstopnya pula, wah paten kali!

    BalasHapus
  3. Saya pikir love language terhadap anak ini harus dipahami orang tua yang mana suami dan istri dalam arti kedua belah pihak ini harus kerjasama.
    Soalnya pernah melihat si ibu sangat memahami love language anak, tapi ayahnya justru tidak paham sama sekali sehingga usaha si ibu untuk membentuk karakter anak selalu gagal manakala anak "berlari" ke ayahnya

    BalasHapus
  4. Bahasa cinta ini memang harus terus diberikan kepada anak. Namun memang orang tua harus menyesuaikan karena setiap anak mempunyai bahasa cinta yang berbeda. Dan salah satu bahasa cinta orang tua kepada anak adalah memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak.

    BalasHapus
  5. Anakku banget dua2nya selalu apa2 minta ditemenin. Padahal emaknya sekali2 pingin "bebas" :D
    Entah butuh quality time atau kurang mandiri, ya? Hiihiii
    "siap menghadapi masa depan hingga siap menjadi Generasi Emas".
    Di aamiin kan..
    Biar Indonesia beneran emas ,yaa....(alih2 gelap)hiks

    BalasHapus
  6. Semua kembali ke KOMUNIKASI ya. Faktor penting dalam kehidupan yang gak cuma membuat kualitas hubungan keluarga menjadi baik bahkan lebih baik, penyampaian ilmu atau pendidikan, tapi juga bisa menghindari situasi yang bisa melahirkan kesalahpahaman. Penting juga bagi para orang tua dalam menangani anak-anak yang masih dalam proses tumbung kembang dan butuh komunikasi berkualitas untuk banyak belajar. Bagus banget ini workshopnya.

    BalasHapus
  7. Orangtua harus peka dengan love language ini, agar tumbuh dan kembang si kecil lebih optimal serta komunikasi pun juga berjalan harmonis ya

    BalasHapus
  8. Salut untuk Sinotif dan memang love language itu penting untuk dipahami, khususnya kalau sedang membicarakan anak-anak. Ini akan membantu kita memahami tumbuh kembang mereka.

    BalasHapus
  9. Aku sulit memahami love language adikku. Dia tuh orangnya cenderung diem saja. Susah banget mengekspresikan maunya apa. Kadang malah aku yang kayak nawar-nawarin, kamu maunya apa dan sebagainya.

    BalasHapus
  10. Menarik, semakin kita mempelajari parenting ternyata semakin terasa bahwa ilmu kita masih cetek
    Termasuk tentang love language ini
    Gak heran Sinotif bisa memahami kebutuhan anak dan ortunya

    BalasHapus
  11. Aah, jadi semakin semangat memahami karakter masing-masing anak dan bahasa cintanya.
    Kalau lebih paham, pastinya bonding antara orangtua dan anak juga semakin kuat yaa.. Anak jadi merasa lebih dicintai dan apa yang disampaikan orangtua kepada anak bukan hanya sekedar nasehat, tetapi juga layaknya seorang temen yang bisa deket dan mengasyikkan.

    BalasHapus
  12. Aku setuju banget kita normalisasi love language ini. Isu-isu seperti anak merasa kurang perhatian padahal orangtuanya udah merasa memberikan perhatian, itu terjadi karena perbedaan love language. Orangtua menganggap memberikan nafkah sudah cukup, padahal anak sukanya dipuji.

    Kedua anakku so far bahasa cintanya adalah GIFTS dan WORDS OF AFFIRMATION. Dengan tau love language, kita jadi bisa memberikan perhatian dengan tepat dan efisien.

    BalasHapus
  13. penting banget sih memang kita tuh memahami dan memberikan love language yang dibutuhin anak, gak kaya jaman dulu hampir kebanyakan ortu kayanya tuh agak sulit menunjukkan kasih sayangnya sm anak ya

    BalasHapus

Hai, silahkan tinggalkan komen, pesan dan kesannya. Tapi maaf untuk menghindari spam dimoderasi dulu sebelum dipublikasi ya.