Tahun 2022 lalu, provinsi Sulawesi Barat memiliki angka putus sekolah sebanyak 12.611 anak pada rentang usia 7-15 tahun. Dari sejumlah angka tersebut, Kabupaten Mamuju menyumbang angka sebesar 2.799. Faktor kemiskinan menjadi salah satu penyebab tingginya angka putus sekolah. Sehingga anak-anak lebih memilih bekerja daripada bersekolah.
Kisah yang sama hampir terjadi pada Victor Matanggaran. Pemuda 31 tahun ini juga nyaris putus sekolah karena keterbatasan biaya. Namun, Victor memutuskan untuk terus berjuang untuk meraih pendidikan tertinggi.
Nyaris Putus Sekolah, Victor Matanggaran Berhasil Raih Pendidikan Tertinggi
Berasal dari keluarga petani sederhana di Kalukku, Mamuju, Victor memutuskan untuk tidak menyerah dengan keadaan. Keinginan untuk terus bersekolah sangat tinggi. Victor tidak ingin bernasib seperti teman-teman seusianya di Mamuju. Mayoritas anak-anak muda di sana mengalami putus sekolah saat duduk di bangku SD atau SMP.
Hobi membaca buku dan media massa memberikan keberuntungan tersendiri. Victor berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Makassar pada tahun 2011. Victor mantap memilih ilmu psikologi, meski dianggap kurang populer di tempat asalnya. Berbeda dengan profesi pegawai negeri, dokter atau polisi yang dianggap lebih terhormat.
Victor tidak percaya dengan kesimpulan tersebut. Bahkan saat kedua orangtuanya menentang keinginannya, Victor tetap tidak percaya dan memilih untuk menutup telinga. Victor tidak berhenti bekerja keras, hingga dapat menjuarai debat psikologi nasional yang digelar Kementerian Pendidikan di Universitas Negeri Malang, tahun 2014.
Ketekunan Victor dalam mendalami ilmu psikologi terinspirasi dari buku dan film yang banyak menampilkan ilmu-ilmu psikologi. Hingga membuatnya berhasil meraih beasiswa pertukaran pelajar ke Australia. Victor mengikuti kegiatan perkuliahan di salah satu kampus di Negeri Kanguru selama kurang lebih lima bulan.
Keyakinan Victor ditunjukkan dengan ketekunannya dalam belajar, hingga berhasil meraih prestasi di bidang yang sama. Tahun 2012, Victor berhasil menjadi juara dalam Kompetisi Debat Psikologi Pendidikan Nasional di Universitas Negeri Malang. Bahkan pada tahun 2015, Victor berhasil meraih gelar sarjana psikologi Universitas Negeri Makassar dengan predikat cum laude.
Lahir dan tinggal di Desa Lekbeng, Kalukku, Mamuju menjadi tantangan tersendiri bagi Victor. Akses ke dunia luar menjadi semakin sulit karena tidak mendapatkan jaringan internet. Victor tidak mungkin menuntut akses pendidikan lebih dari Yusuf dan Nina Sartika, kedua orangtuanya. Pasalnya, penghasilan kedua orangtunya tidak menentu karena hanya mengandalkan sawah tadah hujan.
Kesempatan untuk belajar di luar negeri pun kembali datang. Victor mendapatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pada pertengahan 2016. Victor berkesempatan untuk melanjutkan kuliah pascasarjana di University of Twente, Belanda.
Keberanian Mendapatkan Peluang
Jurusan psikologi konflik, risiko dan keamanan menjadi pilihan Victor saat kuliah di University of Twente, Belanda. Bukan tanpa alasan, keinginan Victor untuk bekerja di dunia psikologi forensik sangat kuat. Disiplin ilmu yang dipelajarinya terkait dengan perilaku kriminal dan menciptakan mitigasinya.
Walaupun tergolong disiplin ilmu yang langka, Victor tetap yakin dengan peluang kerja di sana. Tidak hanya dari kepolisian untuk mengungkap kasus, tapi lembaga riset juga membutuhkan ahli di bidang psikologi forensik.
Keinginan Victor untuk membangun tempat kelahiran semakin kuat. Sehingga mendirikan Macangan Institute di tahun 2018. Macanga dalam bahasa Mandar memiliki arti pintar atau keren.
Berdirinya Macanga Institute bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas Pendidikan pemuda di daerahnya. Sehingga tidak perlu pergi jauh keluar kota untuk mendapatkan pelatihan pengembangan diri.
Victor sadar, jika membutuhkan campur tangan pemerintah untuk mengubah kampung halamannya, di Desa Lekbeng, Kalukku. Sebuah tempat terpencil yang membutuhkan waktu 45 menit jika bertolak dari Mamuju. Keberhasilan Victor mendapatkan apresiasi dari PT. Astra berupa Satu Indonesia Astra Awards pada tahun 2021 di bidang pendidikan.
Tidak ada komentar
Hai, silahkan tinggalkan komen, pesan dan kesannya. Tapi maaf untuk menghindari spam dimoderasi dulu sebelum dipublikasi ya.