Sosok pemuda yang bernama lengkap Benny Santoso memang agak berbeda dengan anak muda seusianya. Umumnya, jika anak muda lebih suka menjalankan bisnis berdasarkan tren yang ada di saat ini. Tapi Benny yang masih berusia 22 tahun ini lebih suka melakukan eksperimen dengan tempe.
Bisnis ini berawal dari tugas akhirnya yang mengharuskan Benny melakukan eksperimen membuat tempe. Sejak saat itu, tekad Benny semakin kuat untuk menjadikan tugas akhirnya menjadi bisnis yang bekembang di masa depan.
Anak muda lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua di Bali ini merintis bisnis tempe pada Desember 2016. Dengan mengusung nama IniTempe, bisnis Benny sempat berhenti selama dua bulan karena kesulitan bahan baku.
Kemudian Benny memutuskan untuk bekerja di restoran. Tapi jiwa wirausahaannya selalu bergejolak sehingga membuat Benny tidak betah dan membuatnya meninggalkan pekerjaan.
Kisah Perjuangan Benny Dibalik IniTempe
Kembali menjalankan bisnis IniTempe, Benny berinisiatif memproduksi tempe yang higienis dengan bahan baku lokal. Bahan baku kacang kedelai didatangkan dari Grobogan, Jawa Tengah.
Lalu masalah berikutnya muncul, orang-orang di sekitarnya ternyata sudah bosan makan tempe. Pemuda asal Solo ini kemudian membuat kreasi dengan membuat cookies dari tempe. Ide awal produk ini berasal dari ibunya yang hobi makan kue kering.
Sebagai percobaan, Benny meminta tetangga yang bule untuk mencoba. Ternyata produknya disukai, dan tetangganya langsung melakukan pemesanan. Produksi kue kering Benny mulai dari dasar. Melalui proses pembuatan tempe, berlanjut hingga menjadi cookies. Butuh waktu lima hari untuk membuat tempe. Lalu, satu hari penuh untuk membuat cookies.
Melalui proses selama enam hari, Benny berhasil membuat cookies tempe yang vegan dan bebas gula. Dengan rasa yang lezat, Benny menawarkan varian rasa yang unik seperti daun kelor, rosella, kopi, kelapa, cokelat pahit, garam laut dan jahe. Sekarang ini produk olahan tempe Benny sudah dipasarkan di daerah Ubud dan Denpasar.
Permintaan IniTempe pun semakin bertambah, hingga kini mulai memberikan pasokan ke hotel. Cookies dijual dengan harga Rp 30.000, serta dua papan tempe dijual dengan harga Rp 15.000. Benny tidak mematok harga mahal, karena sebelumnya tempe sudah dikenal dengan harga murah. Impian terbesar Benny, ingin membuat tempe menjadi bisnis yang berbasis pariwisata di Bali.
Mimpi Besar Benny Bersama IniTempe
Untuk memenuhi keinginan terbesarnya, Benny berencana membuat pabrik tempe yang layak di Bali. Tidak hanya memasok ke restoran, tapi juga dapat menambah pengetahuan orang tentang tempe. Benny ingin membuat bisnis sendiri yang menguasai proses dari hulu hingga hilir.
Persiapan lahan untuk kebun kacang kedelai, proses pembuatan hingga menjadi hasil olahan akhir. Ada tiga orang yang membantu produksi IniTempe. Sudah tiga kali pula anak muda lulusan perhotelan ini mengajar workshop mengenai tempe. Mayoritas pesertanya merupakan wisatawan mancanegara yang ingin mengetahui seluk beluk pembuatan tempe.
Perkembangan bisnis Benny yang semakin pesat membuat anak muda ini tidak hanya memproduksi tempe segar dan cookies tempe, tapi juga keripik tempe. Bahkan bisnis kulinernya sudah semakin berkembang dengan membuat olahan tahu dan singkong. Sukses menjadi pebisnis di usia muda membuat Benny menjadi sosok inspiratif bagi generasi muda.
Menurut Benny, bisnis tidak hanya soal uang. Modal pentingnya ada 4 yaitu : mindset, ilmu, networking dan keuangan. Kisah inspiratif Benny mendapatkan apresiasi dari PT. Astra dengan memberikan penghargaan Satu Indonesia Astra Award. Penghargaan ini ditujukan kepada anak bangsa yang hasil karyanya memiliki dampak besar terhadap Lingkungan, Kesehatan, Kewirausahaan, Teknologi dan Pendidikan serta satu kelompok kategori yang mewakili lima bidang tersebut.
Tidak ada komentar
Hai, silahkan tinggalkan komen, pesan dan kesannya. Tapi maaf untuk menghindari spam dimoderasi dulu sebelum dipublikasi ya.