Sektor pertanian memang mempunyai potensi yang sangat besar baik di dalam maupun luar negeri.
Sayangnya, karena keterbatasan regulasi dan
teknologi seringkali produk kita tertinggal dari produk luar negeri. Salah satu yang mengalami
masalah tersebut adalah Mahmud Yusuf.
Lelaki yang berasal dari kota Balikpapan
ini mengenalkan produk lokal yang disejajarkan dengan kopi internasional. Bagi
penikmat kopi, “jika di Amerika ada Starbuck, maka di Balikpapan ada Sepinggan.
Untuk mengangkat produk lokal
tersebut, Yusuf mengalami banyak kendala. Pengalaman jatuh bangun dalam
menjalankan usaha, menjadi modal untuk menggembleng mental wirausaha.
Mengenal Kopi Mahmud Yusuf
Bagi pecinta kopi, sehari tidak
minum kopi, bisa membuat kehilangan inspirasi. Begitu pentingnya produk pertanian Indonesia
ini yang menjadi ide bagi Yusuf untuk terus mengembangkan potensi lokal di
wilayahnya.
Sebagai seorang anak petani, Yusuf
pernah merasa sedih karena produk hasil pertaniannya kurang mendapat respon dari pasar. Sedangkan menurut kualitasnya tidak kalah dari yang lain.
Yusuf yang sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan, memutuskan resign dan membantu orang tuanya dalam mengelola kebun kopi.
Karena keterbatasan
pengetahuan dalam bidang pengelolaan tanaman kopi, regulasi mengenai pupuk dan
pestisida kimia serta kesempatan studi banding menjadi kendala.
Namun Yusuf tidak menyerah. Pemuda satu ini justru tertantang untuk belajar secara otodidak. Kekecewaan kembali dialami ketika nilai hasil panen tidak sebanding dengan biaya dan tenaga.
Kondisi inilah yang justru membuka idenya untuk pat mengolah dan mengemas serta memasarkan
produk kopi hasil panennya. Dengan modal seadanya, Yusuf memulai usahanya.
Mengenalkan Brand Kopi Sepinggan
Karena keterbatasan modal, Yusuf
pernah harus berhutang Rp 50 ribu kepada pengelola jasa sablon untuk mengemas
produknya. Meski saat itu dengan desain seadanya, Yusuf mencoba memberanikan
diri untuk menjual hasil panen melalui media sosial.
Kopi hasil panen dari kebun, diolah
sendiri. Mulai dari pengupasan basah, fermentasi, pengupasan kering,
penggilingan, pengemasan, semua dilakukan sendiri. Karena memang berkualitas,
produknya mulai dikenal.
Ide pemberian nama Sepinggan
terinspirasi dari nama Starbuck. Yusuf yang memang suka membaca buku,
terinspirasi pemberian nama kopi yang mendunia ini. Starbuck merupakan nama
sebuah pulau yang sebenarnya tidak memproduksi kopi. Akhirnya, untuk produknya,
terpilihlah nama Sepinggan yang merupakan nama bandara di Balikpapan.
Pemasaran produk kopi Sepinggan
mulai meluas. Yusuf pun menggandeng para tetangga untuk bekerja bersama. Mulai
dari mengelola kebun yang semakin luas, menyortir sampai mengolah biji kopi
menjadi bahan siap konsumsi berkualitas internasional.
Sepinggan tidak lagi hanya menjual kopi dalam kemasan, tetapi juga menyediakan biji kopi terbaik untuk kafe dan kedai minuman di Kalimantan, pulau lain, bahkan sampai mancanegara.
Dari
produksi kebunnya, Yusuf membagi dalam 3 grade. Pertama dijual dalam bentuk
butir kopi, kedua kopi bubuk yang dikemas dalam berbagai ukuran dan grade
ketiga untuk konsumsi sendiri.
Diterima di Luar Negeri, Terkendala Regulasi Ekspor
Kualitas kopi Sepinggan yang
sebelumnya dipasarkan secara online,
diterima banyak negara. Yusuf pernah menerima permintaan ekspor dari beberapa
negara namun belum bisa memenuhi karena kendala regulasi dalam hal ekspor.
Sedang untuk mengatasi dalam sementara waktu, penjualan ke luar negeri melalui
pihak ketiga.
Lelaki yang ulet dalam usaha ini
pernah berupaya untuk mendapat izin ekspor, namun terkendala harus mempunyai
IMB. Karena belum mempunyai rumah produksi khusus, masalah IMB belum bisa
teratasi.
Yusuf berharap pemerintah turun
tangan dengan memberikan wadah bagi UMKM untuk bisa memasarkan produknya sampai
mancanegara. Jangan sampai produk berkualitas yang mempunyai market bagus terkendala dan akhirnya
tidak bisa berkembang.
Dengan kerja keras dan mengalami
masa jatuh bangun,Yusuf mampu membawa nama Sepinggan sebagai brand kopi yang dikenal bukan hanya di
Kalimantan dan Indonesia, tetapi sampai mancanegara. Jika ketika mengalami
kendala, Yusuf menyerah, barangkali Sepinggan tidak akan terkenal seperti saat
ini.
Kerja keras dan semangat ini yang
mengantarkan Yusuf mendapat anugerah SATU Indonesia Award, sebuah penghargaan
bagi generasi muda yang mampu mengangkat nama Indonesia. Jika Yusuf bisa, maka
kita semua pasti bisa. Banyak hal yang dapat kita kembangkan untuk mengangkat
perekonomian keluarga, wilayah dan negara.
Semangat dan usaha Yusuf patut kita
teladani. Dengan semangat pantang menyerah, siapapun bisa berkontribusi untuk
kemajuan Indonesia. Sudah saatnya generasi muda bangkit, berkarya untuk bangsa
Indonesia.
Tidak ada komentar
Hai, silahkan tinggalkan komen, pesan dan kesannya. Tapi maaf untuk menghindari spam dimoderasi dulu sebelum dipublikasi ya.