Pict : canva desain Aisyah Dian |
Menjadi seorang Nasabah Bijak yang Smart merupakan sebuah keharusan di masa sekarang ini. Terlebih Kejahatan Siber kini semakin merebak dimana-mana. Nominal korbannya pun tak tanggung-tanggung mulai dari ratusan ribu rupiah hingga ratusan juta rupiah.
Kalau sudah begitu tentu kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Selain diri kita sendiri yang harus menjadi nasabah bijak yang juga smart. Dan sebagai penyuluh digital dan BRI kita harus cepat mengambil keputusan, apalagi kalau dalam keadaan yang agak kurang diuntungkan seperti contohnya mendapatkan telefon dari penjahat siber.
Pencurian Data Nasabah
Pencurian data nasabah bank memang kerap terjadi. Percaya nggak percaya beberapa Kali Saya menerima Telefon dari pihak yang mengaku dari bank B** . Bahkan kejadiannya barusan berselang beberapa jam setelah Saya transaksi di Bank tersebut.
Apakah pencurian Data Nasabah bank sudah demikian parah serta meresahkan? Sehingga keamanan data Nasabah menjadi nomer sekian. Saya malah sempat berburuk sangka ada kerja sama antara oknum pegawai dengan penipu itu atau malah dari pihak CC sendiri? Untuk itu kita memang dituntut untuk menjadi nasabah bijak yang smart.
Jadi Ketika ada Telefon yang seolah-olah mengatasnamakan dari pihak bank Kita bisa mengantisipasinya dan tidak serta merta percaya begitu saja
Pesan Singkat Penipuan
Ketika pesan Singkat yang mengatasnamakan dari pihak bank, sebagai anak milenial serta Nasabah yang Bijak Kita sudah tahu langkah apa yang kita ambil.
Tetapi Ketika ibunda Kita yang mendapatkan Telefon serta pesan Singkat, bukan Hal yang mudah. Terlebih jarak memisahkan di luar pulau begini.
Jadi ceritanya, ibunda Saya mendapatkan pengalaman yang hampir saja membuatnya tertipu. Ketika pada suatu hari kedatangan pesan singkat yang bertendensi penipuan ibunda tetap saja percaya. Bahkan menelfon Saya Untuk mengirimkan uang sebesar 5 juta rupiah Untuk membayar pajak dari undian berhadiah.
Untung saja Allah masih melindungi. Kebetulan dompet Saya ketinggalan di rumah sementara saldo m-banking Saya hanya tersisa 1 juta rupiah.
Setelah melewati perdebatan yang sengit dengan ibu Karena Saya meminta waktu buat mengirim uangnya besok pagi. Oh ya sekedar info ibu Saya tidak mengatakan uang tersebut buat membayar pajak indian, melainkan hanya meminta uang ada urusan mendesak. Ternyata Hal tersebut Karena menuruti intruksi dari penipu tersebut.
Oh ya, lebih baik bagi kita adalah jangan mudah Untuk asal klik link yang tidak jelas. Misalnya link yang disingkat dengan menggunakan beberapa singkatan yang menunjukan ketidakprofesionalnya.misalnya domain websitenya masih menggunakan domain gratis dll. Secara logika tidak mungkin website bank resmi masih menggunakan domain gratisan.
Satu klik yang kita lakukan itu sangat merugikan Kita. Karena bisa jadi beberapa data kita yang sangat penting sudah berpindah ke tangan penipu tersebut.
Tentang Data Pribadi Nasabah
Dari Pasal 40 (1) UU No.10 Tahun 1988, Kita tahu bahwa pihak bank wajib menjaga data pribadi nasabahnya. Serta menurut ketentuan Otoritas Jasa Keuangan pada surat edaran No.14/SEOJK.07/2014 tentang kerahasiaan dan keamanan data atau informasi pribadi konsumen.
Dari surat edaran OJK tersebut, Kita tahu bahwa pihak bank wajib Untuk melindungi data pribadi nasabah, juga tidak menyebarkannya pada pihak ketiga dengan cara apapun. Terlebih data pribadi yang sangat rahasia seperti nama ibu kandung, nama, alamat, nomer Telefon serta tempat tanggal lahir.
Keamanan Website Perbankan
Sebagai Nasabah yang Bijak, Kita memang harus sangat berhati-hati Ketika ingin mengklik tautan. Perhatikan benar-benar website yang akan kita klik agar terhindar dari kejahatan ciber.
Namun Jangan khawatir, Karena biasanya website perbankan sudah dilengkapi oleh sebuah sistem pengaman yaitu sistem Web Application Firewall (WAF).
sistem Web Application Firewall (WAF) ini dapat melindungi website dari serangan siber dengan cara melakukan Blocking, Monitoring dan filtering data yang berasal dari client.
Jenis Kejahatan Siber
1.Kejahatan Phising.
Pelaku kejahatan Phising ini biasanya akan mengirim link palsu, dengan tujuan mengambil data. Jadi hati-hati, kalau klik link via WA, sosmed atau SMS, jangan sembarang klik ya.
2. Kejahatan Skimming.
Bagi kamu yang sering pakai ATM atau mesin EDC saat ini harus lebih berhati-hati. Karena pelaku kejahatan dapat mencuri data kartu debit atau kartu kredit, dengan cara memasang alat di ATM atau EDC, untuk dapat menggandakan data korban.
3. Kejahatan Carding.
Pelaku kejahatan ini dapat menggunakan data kartu kredit orang lain untuk berbelanja. Sementara Kita yang menjadi korban yang harus melunasinya. Huh bener-bener menyebalkan.
4. Kejahatan Soceng (Social Engineering). Kejahatan ini bertujuan memanipulasi seseorang untuk menyerahkan data pribadinya. Biasanya mereka menyamar sebagai pihak perbankan
5. Penipuan Online.
Hal Ini yang sedang marak terjadi akhir-akhir ini. Caranya dengan mengambil keuntungan dari foto selfie dengan KTP korban.
6.SIM Swap.
Pelaku Kejahatan ini mengambil alih nomor ponsel atau SIM Card korbannya. Dengan Tujuan meretas akun perbankan.
Menjadi Nasabah Bijak agar terhindar dari kejahatan siber
Sebagai Nasabah Bijak, yang dapat Kita lakukan agar data kita lebih aman sebaiknya mulai dari :
1. Membuat password yang aman serta unik yakni dengan kombinasi huruf, angka dan symbol .
2. Mengaktifkan fitur otentifikasi dua langkah, lewat kode otp yang hanya bisa diakses oleh nomer handphone kita.
3. Tidak melakukan transaksi keuangan saat menggunakan WiFi publik. Selain transaksi keuangan sebaiknya memang lebih baik menghindari pemakaian wifi public.
4.ketika ingin transaksi keuangan, pilihlah ATM di bank resmi yang biasanya dijaga oleh satpam 24 jam.
5. Lindungi data perbankan yang kita miliki seperti OTP, CVV/CVC, hingga PIN.
Menjadi Nasabah BRI Bijak Dulu Hingga Kini
Sejak masih SD Saya sudah dikenalkan dengan Bank BRI oleh Almarhum Bapak saya. Dimulai dari menabung uang jajan sebulan sekali hingga menabung Ketika mendapatkan uang beasiswa.
Bank Rakyat Indonesia berdiri sejak tahun 1895 dengan cakupan nasabah BRI tersebar di pelosok negeri dengan jumlah kantor cabang per 2022 sudah sebanyak 8.852 cabang.
Keluarga Saya sudah menjadi nasabah BRI lebih dari 40 tahunan dan enggan berpaling hati meskipun ada beberapa bank lain yang mulai bermunculan.
BRI memang selalu di hati, meskipun bisa dibilang agak merepotkan dimana banyak nasabah seperti keluarga Saya yang tinggal di perdesaan yang harus datang, mengisi lembar transaksi lalu antri panjang apabila ingin Melakukan transaksi perbankan. Tapi itu bukan masalah besar. Malahan biasanya pada janjian untuk bareng-bareng datang. Padahal ada ATM yang lebih praktis.
Penutup
Demikian artikel menjadi nasabah bijak yang Smart. Karena hanya dengan menjadi nasabah bijaklah kita bisa menjadi penyuluh serta agen perubahan bagi Negeri Tercinta kita, Indonesia.
Tidak ada komentar
Hai, silahkan tinggalkan komen, pesan dan kesannya. Tapi maaf untuk menghindari spam dimoderasi dulu sebelum dipublikasi ya.