Di
suatu sore yang basah, tanpa sengaja kami sampai percakapan yang begitu merisaukan. Tiba-tiba tenggorokanku terasa kering. Padahal 2 gelas orange juice sudah kandas sedari tadi.
Gugup, sudah pasti. Jujur aku dari dulu menghindari pertanyaan yang memojokan begini.
Bukan seberapa banyak penghasilanku sebagai online seller, bukan juga omset harian butiqku melainkan sesuatu hal yang sudah sekian lama hilang dari anganku.
Bermimpipun
tidak aku kembali menekuni dunia tulis menulis yang sempat membuat kami begitu akrab puluhan tahun silam.
“Isyah masih suka nulis?” Tanyanya
memecah kesunyian.
“Eh masih kog.” Jawabku
tergeragap. Yes setidaknya aku masih sering menulis di buku nota, masih sering
menulis status di sosmed. Hati kecilku membela diri.
“Syukurlah, setidaknya masih bisa
terus berkarya ya. Jadi sudah terbit berapa novel?” tanyanya lagi
“Arrg, jadi Aku sekarang sih lebih
suka menjadi pembaca yang baik daripada nulis. Masih suka nulis sih, tapi di
blog” jawabku kala itu.
“Great, masih suka ngeblog ya, Isyah keren. Aku semenjak blog lama bubar nggak pernah ngeblog lagi."
"By the way, blognya apa? Kog Aku nggak dikasih tahu. Kulihat di sosmed juga nggak pernah dishare linknya?” lanjutnya penasaran.
Aku mendadak galau. Blogku belum
aku update, lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Aku ingat postingan terakhir
waktu aku memenangkan lomba. Selebihnya aku belum isi
apa-apa kecuali migrasi dari blog lama. Lalu apa yang bisa aku share. Nggak ada prestasi yang membanggakan.
Tiba-tiba ponselku berbunyi, Satu
penggilan dari driver online segera menyelamatkan keadaan.
“kak, aku duluan pulang ya, nanti aku
kirim via email link blogku” jawabku sembari berlari kearah Lobby.
Hari gini menyambung silaturahim Dan say hallo via email. Ckckck. Tinggal di planet Mana sih sosmed saja nggak punya, gerutuku dalam hati.
Alasanku Ngeblog Itu Kamu
Dan siapa yang menyangka dari percakapan hari itu kini aku menekuni dunia blogger lagi yang sejak lama kutinggalkan.
Awalnya karena memenuhi janji untuk tetap menulis, tetap menjadi orang yang
suka berbagi lewat tulisan.
Padahal dalam hati nggerundel
juga. Apaan sih, ngeblog cuap-cuap sendiri. Boro-boro ada yang komen, yang
bacapun tidak ada. Masih mending kalau post di sosmed, banyak saja yang komen
dan like. Ini ah sudahlah. Menulis 500 kata hingga 1000 kata itu lelah lho.
Tapi anggap saja sebagai Langkah
awal kami menyambung silaturahim setelah sekian lama tak lagi berjumpa karena
kekolotannya.
Meski kini hanya sebagai silent reader blogku. Aku sudah nggak tahu kemana mencarinya lagi.
"Sosmed itu tidak bagus, daripada scrolling yang tidak penting mending baca Al Qur’an."
Wkwkkw aku
ingat banget nasehat itu.
Bener sih, tapi aku kan masih
pengen sesekali post foto di sosmed apalagi sebagai blogger yang sok pengen
belajar biar femes sekalian nyambi nginfluencer kalau ada job. So aku masih
pengen sesekali eksis kan?
Tapi makin kesini blogku makin rame. Ada saja yang butuh beberapa info lalu mencari tahu langsung via email dan pesan via chat.
Jujur aku sangat
terharu, duh segitunya mereka membutuhkan info dariku yang bukan siapa-siapa
ini? jadi kalau dulu alasan utamaku ngeblog itu kamu, kini berganti dengan yang
lebih realistis. Hihihihi.
Kesimpulan
Kini Aku ngeblog bukan lagi karena kamu. Mungkin saat itu Aku ngeblog Karena Aku tahu karirku sebagai seorang penulis tak akan mampu Aku penuhi karena kesibukanku.
Meski menurutmu itu no excuse. Hanya orang malas saja yang gagal menjadi penulis. Kamu tahu, aslinya kalimat itu menyakitkan. Dan Aku tahu Kamu hanya menyemangatiku bukan?
Tapi nggak papa, toh semua orang akan tetap menemukan jalannya masing-masing. Aku sudah cukup bahagia menjadi seorang Blogger kog.
Setidaknya ada hal positif yang bisa diambil. Semoga ngeblog selalu konsisten dan semakin ramai pengunjung dan pencari informasi mbak
BalasHapusHihi setidaknya "kamu" pernah memotivasi untuk tetap menulis di blog ya, Mba. Yang penting nulisnya dengan bahagia..
BalasHapusManis sekali tuliasannya. Kalau dipikir-pikir sebenarnya, anggap aja Si Masnya ini titipan Tuhan yang ingetin Mbaknya untuk kembali blogging dan akhirnya jadi lebih bahagia yaa.
BalasHapusMemang kata-kata penyemangat dari orang dekat merupakan senjata ampuh buat kita terus bergerak ya, walau mungkin pada akhirnya orang itu udah nggak deket sama kita..
BalasHapusTerus menulis ya mba :)
Memang banyaaak banget yang menjadi alasan atau sebab atau motivasi kita, tatkala memutuskan untuk mengarungi dunia blog dengan menjadi blogger.
BalasHapusbaca artikel ini, daku jadi makin paham personal reason mba
makasi udah sharing ya
keren banget!
Kalau tidak dimulai dari sekarang untuk mengisi blog dengan tulisan kita kapan lagi ya mbak. Mungkin suatu saat jika kita menua nanti, tulisan kita bisa sebagai pengingat akan apa yang telah kita kerjakan di masa muda.
BalasHapusbahagia menjadi seorang blogger. *well noted.
BalasHapusaku pun lagi belajar lagi nih mba buat rajin nulis karena ingin nulis bukan karena siapa-siapa karena pada akhirnya menulis di blog ini menjadi tempat untuk nanti kita pulang ketika ingin menginggat kembali masa kini.
Sama Mbak, saya dulu juga suka baca novel dan punya passion untuk jadi penulis novel juga. Alhamdulillah udah pernah nerbitin 1 novel solo dan belasan antologi baik mayor maupun indie. Namun sejak usaha penerbitan indie saya mandeg, passion membaca dan menulis novel mendadak hilang juga.
BalasHapusKini saya lebih fokus dan nyaman ngeblog aja, setidaknya kita masih membaca dan menulis kan hehehe.
So touchy.
BalasHapusEvery body has their own jalan ninja yak.
Mudah-mudahan ikhtiar kita menulis kebaikan, tercatat sebagai amal baik kita selama hidup. Aamiin ya Allah
Kata-katanya makdeg nylekit banget mbak. Kayak gitu baku merasa demotivasi malah. Kadang ingin menunjukkan lebih tp kadang jadi bikin malas juga ya..
BalasHapusJadi nulis itu kembali lg utk kepuasan diri sendiri dulu. Merasa bgt, kalau utk org lain dlu ujungnya sering ga publish karena sudah memikirkan komentar orang lain. Tapi kalau menulis utk diri sendiri itu biasanya lebih mengalir.