Hidup Sehat Kalahkan Diabetes Melitus

Berdamai Dengan Diabetes, bisa?


Pertama kali membaca artikel dari blogger parenting tentang berdamai dengan diabetes melitus jujur saya agak sangsi. benarkah diabetes bisa diajak berdamai?sepertinya itu penyakit yang akan terus menempel pada penderitanya dan tak mungkin untuk dihilangkan.

Setiap hari penderita diabetes melitus akan terus menerus mengkonsumsi obat-obatan ataupun suntikan insulin seumur hidup.

Perlahan namun pasti kesehatan akan terus menurun. Fisik yang kuat, sehat berubah menjadi mudah lemah dan lelah, penglihatan menjadi kabur, berat badan menjadi kurus. Dan apabila sudah terjadi komplikasi dengan penyakit lain akan makin memperparah keadaan.

Pengalaman pahit Diabetes di keluarga.
Ada luka yang menganga di dalam hati setiap kali mengingat penyakit ini. Diabetes melitus siapa sih yang belum mendengar kehebatan penyakit ini? bahkan di  dalam keluarga kami ini termasuk penyakit yang menjadi momok terbesar dan akan terus menghantui hidup kami sepanjang masa.

Almarhum Bapak meninggal karena komplikasi dari diabetes melitus percaya tidak percaya penyakit ini dipercayai sebagai penyakit turunan. Sebelumnya juga diturunkan dari kakek buyut, kakek dan keluarga besar bapak rata-rata menderita penyakit yang sama. Di dalam keluarga besar bapak rata-rata meninggal di rentang usia 20 sampai 50 tahun dan hampir semua mengidap penyakit diabetes melitus.

Memang tak semua menderita diabetes  yang sangat parah gitu tapi penyakit diabetes ini  bisa Memicu banyak komplikasi, ada yang Tbc, kanker , jantung, liver, gagal ginjal, glukoma, stroke, tekanan darah tinggi, dll.

Bayangkan kalau kita setiap hari mengkonsumsi obat/ suntik insulin, berapa lama ginjal kita akan bertahan? Setelah ginjal yang rusak kita harus cuci darah sebulan sekali bahkan bila makin memburuk kita bisa tidak terselamatkan lagi.

Dulu saya mengira bahwa penyakit diabetes melitus ini memang bener bener penyakit bawaan keluarga. Penyakit yang diturunkan dan diwariskan jadi memang tidak bisa dihindari lagi. Ya sudah terima saja dengan ikhlas dan legowo.

Jadi pada waktu saya sakit dan dokter  ahli penyakit dalam memvonis Sakit itu juga ada andilnya karena gula darah yang agak tinggi. Padahal kala itu usia saya baru di angka 30 tahun. Saya tahu saya siap, tapi kenapa secepat ini?

Bangkit dari keterpurukan.
Pulang dari rumah sakit sepanjang jalan saya merasa blank. Nggak tahu harus bagaimana dan melakukan apa.
Menatap nanar akan hasil lab, terdiam di pojokan. Bermacam-macam obat yang harus diminum sehari tiga kali, serta jadwal buat chek up seminggu lagi.

Pikiran sudah nggak bisa diajak kompromi. Saya cuma berfikir efek terburuknya apa nih? Berapa lama lagi sisa usia saya buat mengejar ketertinggalan satu tiket ke surga? Jujur saya sudah memikirkan ke arah sana. Dan jangan ditanya apakah saya berani? Saya takut setengah mati, setiap ingat saya bahkan menangis tersedu-sedu tanpa bisa dibendung lagi airmatanya.

Sampai suami saya angkat bicara bahwa ternyata selama ini ternyata sangat takut dengan gaya hidup saya. Jarang olahraga (hampir nggak pernah) Makan saya terlalu banyak karbo, mie ayam, mie bakso, nasi bahkan kalau lauknya cocok bisa habis dua piring.

Minum saya terlalu banyak manis, aneka macam minuman kaleng atau botol manis hampir nggak pernah terlewatkan setiap hari. Dan sayapun tidak mampu mengelak  membela diri karena semuanya benar.

Menu Makan, Mindset, Serta Gaya Hidup yang Sehat Bagi Penderita Diabetes.

Jadi mau sembuh dengan meminum obat atau berupaya hidup sehat? saya memilih hidup sehat. Saya sadar keuangan saya tidak terlalu banyak untuk membeli obat-obatan yang diresepkan dokter. Sekali periksa, test lab, Usg dan obat habis Rp 2.500.000. Toh ujung-ujungnya juga harus merubah gaya hidup dan menu makan kita? Lebih baik uangnya dipakai buat beli bahan makanan yang menunjang kesehatan kita.

Meski ada pilihan kedua yaitu memakai bpjs. Tapi saya tidak ingin ketergantungan obat, cukup rasanya mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu keluarga saya. Saatnya saya bebas dari diabetes.

Cara alami yang saya lakukan biar bisa terbebas dari diabetes adalah pertama-tama mengubah mindset saya agar semangat menghadapi hidup untuk sembuh.

Menolerir sakit, tapi segera berbenah setelahnya. menyadari bahwa, oke saya memang sakit, tapi ini bukan akhir dari segalanya. Wahai tubuh, mari bekerja sama agar kita kembali sehat.

Saya berusaha menumbuhkan semangat hidup saya kembali. Saya memiliki keluarga yang masih butuh dengan kehadiran saya dan yang terakhir adalah membangun kesadaran bahwa bekal saya belum cukup untuk menghadap Allah. Saya masih harus banyak berbuat kebaikan di sisa usia saya agar bila saya meninggal bisa mendapatkan surga.

Saya mau mengubah ritme kehidupan saya. Mulai dari bangun pagi melaksanakan salat subuh biasanya dilanjut dengan tidur lagi hingga jam 8 pagi berubah menjadi lanjut jalan kaki di sekitar kompleks Rumah. Pulang, lanjut dengan minum jus ataupun buah potong.

Sarapan pagi yang biasanya dengan lontong sayur, nasi kuning ataupun nasi putih telur ceplok mata sapi tidak ada lagi di meja makan. Sebisa mungkin saya menghindari nasi dan olahan tepung kalau pas laper banget Saya memilih memakan tahu, tempe, daging, ayam ataupun telur. Sekedar info, protein akan membuat kita menjadi lebih lama kenyangnya.

Yang terakhir konsisten. Hindari minuman manis, kalau pas pengen ya minum saja satu-dua teguk. Setelah itu jangan diteruskan. Perbanyak minum air putih hangat 2-3 liter sehari. Dan terakhir berdoa sama Allah agar diberi kesembuhan.

You Might Also Like

40 komentar

  1. Wah mba Aisyah ternyata dekat banget sama DM ya.. semoga selalu sehat mba.. aamiin.

    Iya mba, konsumsi minuman kaleng atau kemasan sebaiknya diskip selamanya .karena terbukti banyak sekali asupan gula yang masuk ke dalam tubuh dari mengkonsumsi minuman tersebut.

    Olahraga nih yang gak boleh skip ya kan Mba.. trus kalo pagi, sebisa mungkin gak ketemu sama tempat tidur sampe siang.
    Karena kalo tertidur di pagi hari pasti bawaannya lemes terus seharian ya.. seakan-akan tempat tidur itu posesif banget gak mau ngelepasin kitanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gula darah 178 apakah sdh dinyatakan sbg diabetes?

      Hapus
  2. Tetap semangattttt Mba Ai. Memang diabetes itu turunan, tapi bukan berarti kita gak bisa menyehatkan diri sendiri. Gaya hidup sehat itu PR kita semua, gak harus yg punya penyakit ini juga. Sekali lagi, semangat ya mbaaaa.

    BalasHapus
  3. Kedua bapak dan ibuku penderita DM. Bahkan, ibuku kena DM bukan karena turunan tapi gaya hidup. Sejak tau diagnosa ini, mulai dari obat herbal sampai air rebusan apa aja dikonsumsi oleh bapak ibu. Demi sehat. Tapi, gaya hidup pula yang membuat bapak akhirnya tumbang dan jantungnya bermasalah. Karena beliau perokok aktif juga dan memang pengaruh dari DMnya.

    Sekarang, mereka sedikit belajar. Udah menjalani gaya hidup yang sehat termasuk menghindari stress. Ini yang paling penting, soalnya ibuku kena DM akibat stress berat juga.

    Semoga tetap sehat ya, Mak. Semoga allah berikan mak kesehatan yang sempurna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ikhtiar kedua orang tuanya sukses yaaa mba. Tugas kita sebagai anak hanya mengingatkan saja dengan cara yg baik.

      Hapus
  4. Sehat selalu ya kak ..DM ini diturunkan dari ortu ya ke anaknya...tapi kalau kita siasati dengan menjaga pola makan sehat semoga DM terkendali kalau bisa malah ga kena DM deh..semangat selalu ya kak ..

    BalasHapus
  5. Dian yang kamu alami, sama dengan saya alami. Dari keluarga Almarhum ayah saya, adalah keluarga penyangdang diabetes Melitus. Mulai dari bibi-bibi dan paman-paman pihak ayah semua meninggal dikarenakan penyakit Diabetes Melitus yang berujung dengan penyakit komplikasi. Termasuk ayah saya juga meninggal karena diabetes melitus dengan komplikasi pembengkakan jantung.

    Beberapa tahun setelah ayah saya meninggal. Saya memberanikan diri untuk memeriksakan diri ke dokter. Karena saya tau penyakit ini adalah penyakit turunan. Dan setelah menunggu hasil lab yang keluar keesokan harinya, dokter mengatakan bahwa saya telah kena diabetes melitus type kering.

    Type ini kalau luka tidak masalah tapi apabila gula darah naik syaraf mata saya yang diserang. Sehingga gula darah naik, akan mengalami kabur yang parah. Bahakan apabila terus naik gula darahnya akan mengalami kebutaan permanen.

    Betul sekali, yang perlu diubah adalah pola hidup dari yang tidak sehat menuju pola hidup sehat. Dengan menjaga pola makan, olahraga, dan yang terpenting adalah melakukan diet seimbang itu kuncinya.

    BalasHapus
  6. Hai Dian, sepertinya aku bakal ikuti jejakmu menerapkan pola hidup sehat. Karena dari keluarga besar ada yang berpenyakit diabetes, dan risiko menurun kepada keturunan. Yok sama-sama semangat jaga kesehatan... :)

    BalasHapus
  7. Semangat terus ya mb, saya percaya juga mb bukan karena keturunan aja yang bisa bikin kita sakit ini itu. Pola makan selama ini pun harus saya waspadai juga kan bener banget karena penyakit ga melulu karena keturunan, menjadi pelajaran juga buat saya, makasih ya mb infonya dan semoga mb ga patah semangat aamiin

    BalasHapus
  8. Semoga kuat ya sista, dulu aku juga sempat di vonis penyakit tapi untungnya semua ewlahm yang paling penting jaga pola makan dan minum

    BalasHapus
  9. Semangat yaaa... Moga terus konsisten
    Sehat selalu. Saya juga dekat dengan DM, jd terinspirasi mengubah pola hidup

    BalasHapus
  10. Hai mbak, maaf saya nimbrung masalah pengobatan, kebetulan ibu saya juga DM. Gangguan ginjal pada DM adalah salah satu komplikasi dari DM yang tidak terkontrol, bukan dari obat DM. Ketika konsumsi obat, memang harus rutin kontrol untuk melihat adakah perbaikan, apakah harus diganti obat, apakah harus ditambah dosis dsb. Target dokter spesialis penyakit dalam divisi endokrin biasanya melihat dari HbA1c yang diperiksa setiap 3 bulan sekali. Memang benar, pengobatan awal dari DM adalah ubah lifestyle dengan diet dan olahraga. Bila itu bisa membuat HbA1c membaik, berarti bisa diteruskan. Bila tidak, maka dievaluasi lagi saat kontrol. Gpp mbak pakai bpjs, nanti dari faskes 1 dimasukkan prolanis dan bisa langsung ambil rujukan untuk kontrol ke RS.

    BalasHapus
  11. Kak dian sehat terus ya, aku juga dari keluarga yang diabetea ayahku meninggal karena diabetes, abang aku juga, karena memang keturunan ayah diabetes katanya kalau ayah diabetes nurun ke anak perempuannya juga makanya sekarang aku mulai konsumsi nasi merah,kurangi moe banyak makan sayur dan buah. Tapi suka tidak terkontrol kalau lagi kumpul sama temen atau lagi di kantor yang banyak banget godaan makannya wkwkw, aku harus selalu disiplin menjaga keseimbangan k makan sehat, kemarin coba cek darah normal sie. Makanya selalu olahraga juga

    BalasHapus
  12. bapak mertua saya juga kena diabetes juga nih, wah bagus banget mba infonya. emang ya jaga pola makan itu penting tapi gak mudah juga menjalankannya, mungkin karena udah kebiasaan bapak mertua saya masih ogah makan makanan sehat haha.

    BalasHapus
  13. Tetap semangat mbak Dian. Kunci berdamai dengan diabetes adalah mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Keluarga suami punya riwayat diabetes, sebisa mungkin saya selalu mengingatkan dia untuk diet dan olahraga. Sejauh ini cukup berhasil.

    BalasHapus
  14. Saya yg masih 24 tahun jg mempunyai kekhawatiran soal diabetes mba. Paling tdk skrng BB saya tidak ideal, skrng harus kurangi makan dan rutinkan olahraga. Semoga cpt sembuh ya mba

    BalasHapus
  15. Nenek, Bapak dan Ibu saya merupakan penderita diabetesi. Kami sekeluarga beneran aware mengenai si diabetes ini. Apalagi, Bapak dan Ibu akhirnya meninggal tanpa sakit yang dirawat inap, yaitu karena serangan jantung yang secara perlahan menurunkan kemampuan jantungnya, bahkan tanpa disadari oleh penderitanya. Silent killer.

    BalasHapus
  16. jadi inget org kantor yang mengidap diabet juga, perah di ceritain klo tiap hari harus suntik insulin,, ya alloh aku cuman ngebatin "ngeri dan sedih". bener2 sehat itu mahal kak

    BalasHapus
  17. Buya ku juga kena diabetes dan sudah 6 tahun ini kena stroke,
    Dan aku was-was dong dan mulai memperbaiki pola hidup, pola makan,
    Kalau bukan diri kita, siapa lagi

    BalasHapus
  18. Turut prihatin ya atas apa yang menimpa keluarga, penyakit diabetes melitus ini penyakit turunan. Tapi apakah bisa seseorang di dalam keluarga memutus mata rantai penyakit turunan ini?

    Saya malah mulai mengurangi mengonsumsi makanan atau minuman manis setiap harinya. Kalo pas libur, paling cuma makan nasi sekali pas makan siang. Udah jarang bikin teh manis di pagi hari. Kalaupun lagi kepengen teh manis anget, biasanya takaran gulanya dikiiiiiiiiit banget. Bikin kopi juga gak pake gula. Soalnya saya sadar, penyakit ini sangat berbahaya, gak kebayang harus konsumsi obat setiap hari seumur hidup.

    Stay health Mbanya.... Salam dari Blogmashendra

    BalasHapus
  19. Turut prihatin ya atas apa yang menimpa keluarga, penyakit diabetes melitus ini penyakit turunan. Tapi apakah bisa seseorang di dalam keluarga memutus mata rantai penyakit turunan ini?

    Saya malah mulai mengurangi mengonsumsi makanan atau minuman manis setiap harinya. Kalo pas libur, paling cuma makan nasi sekali pas makan siang. Udah jarang bikin teh manis di pagi hari. Kalaupun lagi kepengen teh manis anget, biasanya takaran gulanya dikiiiiiiiiit banget. Bikin kopi juga gak pake gula. Soalnya saya sadar, penyakit ini sangat berbahaya, gak kebayang harus konsumsi obat setiap hari seumur hidup.

    Stay health Mbanya.... Salam dari Blogmashendra

    BalasHapus
  20. Bismillah sehat ya, Mbak. Paling kuat kayaknya memang harus gabung komunitas sehat, mbak. Makin tersupport biar bisa lebih banyak lagi mencari tiket-tiket ke syurga lebih banyak.. semangaat!!

    BalasHapus
  21. Ka Aisyah,, almh ibu saya juga berpulang krn DM ini berkomplikasi dg kolestrol, jantung, hipertensi dan stroke. Bagus ini tulisannya jd reminder ke saya juga hrs konsisten menjalani gaya hidup sehat

    BalasHapus
  22. Diabetes salah satu penyakit yg banyak menyebabkan Kematian saat ini. Salah satu pencegahannya harus belajar untuk membiasakan diri dgn pola hidup sehat. Tidak mengkonsumsi minuman kaleng dan olahraga yg teratur tentunya

    BalasHapus
  23. Tetap semangat jaga pola hidup sehat ya Mbak. Yang paling sulit memang olahraga itu, saya pun kesulitan merutinkan olahraga, tapi sekarang sudah mulai olahraga meskipun dalam rumah

    BalasHapus
  24. Kakekku diabetes dan sekarang mama juga diabetes. Tapi susahnya mama sering nggak terima masukan dan saran kita. Dann, akupun sadar kalo aku beresiko. Cuma belum berani tes. Sepertinya harus mengubah gaya hidup dulu, yaaa. Sehat selalu ya, Mbak

    BalasHapus
  25. Alhamdulillah di keluarga saya nggak ada riwayat diabet kak.
    Dan semoga dengan pola hidup sehat kami terhindar dari penyakit.

    BalasHapus
  26. Semangat Mbak, jaga kesehatan dan pola hidup, semoga Allah berikan kesehatan bagi Mbak Aisyah

    BalasHapus
  27. Sehat itu no 1 mbak dian, aku juga setuju jika menerapkan hidup sehat. meskipun dari keluargaku tidak ada keturunan diabetes tapi setiap hari selalu menerapkan hidup sehat, karena apa. penyakit datangnya tidak bisa di duga.

    BalasHapus
  28. Sebagai pencinta boba boba galau baca ini. Tapi ada benarnya juga, sesuatu yang berlebihan pasti nggak baik terhadap kesehatan kita. sayaAlmh Nenek juga punya riwayat diabetes soalnya. Semoga kita semua diberikan kesehatan selalu kedepannya ya mbak.

    BalasHapus
  29. Semangat, mbak. Kedua orangtua saya juga ada penyakit gula, tapi karena gaya hidup. Semoga lekas sehat seperti sedia kala, mbak.

    BalasHapus
  30. Masya Allah,Mbak, ini sikap mental yang sangat positif : menoleransi sakit lalu membenahi gaya hidup. Semoga konsisten dan kondisinya selalu stabil ya, Mbak.

    BalasHapus
  31. Diabetes melitus memang penyakit genetik ya mba. Saya juga ada resiko nih karena orangtua saya diabet juga. Apalagi saya suka manis. Tapi udah lama saya ngurangin yang manis-manis. Kalo makanan masih sih sesekali. Tapi udah mulai gak minum manis just air putih dll. Yuk mba semangat hidup sehat

    BalasHapus
  32. Seserem itu ya penyakit diabetes melitus. Saya belum pernah mempelajari mengenainya. Membaca tulisan ini tetiba berasa gemetar. Astaghfirullahaladhiim. Dirimu semoga sehat selalu ya Say. Diangkat segala jenis penyakit dari badanmu. Bahagia dunia akhirat.

    BalasHapus
  33. Sehat selalu ya, Kakak. Aku pun ada turunan diabetes mellitus nih karena papaku diabet. Peweku juga begitu, dari keluarga DM. Makanya kami cukup berhati-hati mengenai DM ini mengingat kami termasuk risiko tinggi. Mengurangi porsi nasi perlu, cuma jgn sampai dihilangkan, kombinasinya kalau udah makan nasi, jangan makan sayur atau buah yang manis, bahkan jangan gula sama sekali. Kalau tak makan nasi, nah bisa menu sayur atau buah yang manis dikonsumsi. Belajar dari papaku sih ini caranya

    BalasHapus
  34. Pantangan diabetes itu berat ya kak.. hampir semua hidangan makanan yang menambahkan resep gula disetiap masakannya. Semoga sehat selalu ya kak..

    BalasHapus
  35. diabetes memang merupakan salah satu penyakit turunan... namun dengan menerapkan gaya hidup sehat, menjaga pola makan, serta banyak olahraga, Insya Allah bisa dihindari...

    BalasHapus
  36. Boleh aja makan n minum yg manis² asalkan seimbang dg aktivitas geraknya. Dosen saya bilang dulu, dia minum segelas teh manis anget abis tu mencangkul di kebun jagungnya haha

    BalasHapus
  37. Aku tau diabetes melitus ini ada faktor keturunan ya baru baru ini lho. Kurain ya karena penerimaan tubuh orang aja.

    BalasHapus
  38. Kalau kata dokter.. DMnya sendiri ga berbahaya... asal dikontrol... nah yg berbahaya itu kalau samlai terjadi komplikasi...ini yang akan repot... maka nya kalau sudah kena DM harus super duper ketat menjaga pola makan

    BalasHapus

Hai, silahkan tinggalkan komen, pesan dan kesannya. Tapi maaf untuk menghindari spam dimoderasi dulu sebelum dipublikasi ya.