Beberapa tahun yang lalu adalah kali pertama saya pindah rumah ke Tanah Grogot. Setelah beberapa tahun sebelumnya saya sangat dimanjakan tinggal di Pondok Mertua Indah .
Tiba-tiba ada rasa haru yang merasuk di
relung jiwa, kebersamaan dan kebiasaan yang telah terjalin selama
hampir beberapa tahun akan sirna begitu saja.
Tapi bila mengingat
suami yang sendirian tinggal di lokasi, tidur sendirian, masak
sendirian, nyuci baju, setrika dll rasa-rasanya tidak tega membiarkannya
melakukannya sendiri, lagipula merasakan LDL itu tidak ada
enak-enaknya, meskipun setiap seminggu sekali suami pulang ke
Balikpapan. Tapi tetap saja rasanya kurang lengkap bila tidak setiap
hari bertemu dengan pujaan hati .
Akhirnya
setelah melalui perdebatan yang panjang suami menyetujui permintaanku
untuk pindah rumah ikut ke Tanah Grogot. ketidaksetujuannya sebenarnya
karena kasihan disini aku tidak memiliki teman-teman serta tempatnya
yang bisa dikatakan agak perdesaan, maklum dekat area tambang Batubara.
Tapi demi cinta kemanapun itu aku akan tetap ikut.
Sementara
suami sibuk mencari rumah (Suami memilih pisah dari rumah yang disiapkan
dari perusahaannya bekerja, karena harus berbaur dengan yang lainnya.)
aku memilih mempersiapkan barang apa saja yang meski aku bawa, meskipun
yang aku siapkan tak lebih dari baju, buku dan komputer. Nanti disana
usrusan gampanglah sekali-kali merasakan hidup dari nol.
Tapi
ternyata pemikiranku berbenturan dengan pemikiran ibu mertuaku yang
kekeuh memegang aturan adat Banjar-nya ( memang ini beneran yach?)
*kalau seorang anak tidak boleh keluar rumah tanpa keperluan yang cukup dan memadai minimal untuk hidup selama satu bulan?
Jadilah
dalam beberapa hari aku sibuk mengumpulkan, tepatnya merampok alat-alat
rumah tangganya ibu. Mulai dari lemari, tempat tidur, lemari buku,
karpet, sendok+ garpu, piring, kompor gas, panci, wajan sampai keperluan
bumbu dapur ( gula, garam, minyak, beras dll). pokoknya begitu masuk ke
rumah baru segala sesuatunya sudah ada, nggak perlu ribet beli
kemana-mana. Bahkan sampai nasi plus lauk pauknya lengkap tinggal makan
saja.
Suami saja yang hanya datang dengan mobil kantor sampai
kaget karena di ruang tamu ada barang menggunung yang siap diangkut,
padahal dalam perkiraan suami paling banter bawa dua koper baju, buku
serta satu box alat-alat yang kami miliki. Jadilah kami perlu menyewa
mobil angkutan barang.
Tapi ternyata semua memang ada hikmahnya,
diawal pindahan rumah uang kami sudah terkuras untuk menyewa rumah
selama satu tahun, belum lagi untuk urusan yang lainnya. dengan
lengkapnya alat-alat yang kami butuhkan meskipun tidak baru, bisa
menghemat pengeluaran kami sampai bulan depan suami gajian.
Pindahan rumah itu juga menghabiskan energi, jadi bila dalam keadaan
lelah sudah tersedia nasi plus lauknya tentu kamu akan merasa sangat
berterimakasih pada Ibu yang tadi bersikeras menyuruh membawanya.
Tips pindah rumahku
1. Mulai pack barang minimal satu minggu sebelumnya.
Agar
tidak gerudakan dan menjadi asal nge-pack. Mulailah dari barang-barang
yang tidak sering kamu butuhkan dalam waktu dekat, misalnya buku, baju,
barang-barang yang ada di ruang tamu dan gudang.
2. Beri label
pada kardus, agar ketika menyusun atau mencari barangnya kelak menjadi
mudah. nggak ribet bongkar sana-bongkar sini.
3. Untuk barang
pecah belah, misal piring, gelas, keramik dll bungkus lagi dengan kertas
atau kain agar tidak pecah, dan beri label barang mudah pecah/Fragille.
5.
Untuk pakaian usahakan serapi mungkin melipatnya agar ketika sampai
tidak repot-repot menyetrikanya. Pakaian kerja biasanya sudah ada dalam
gantungan, nggak perlu dilipat biarkan aja dalam gantungannya beri cover
( biasanya kita dapat waktu membelinya atau pas dari laundry) lipat
jadi dua saja masukan di mobil bareng kita. jadi ketika sampai di rumah
baru tinggal mengantungnya saja dalam lemari.
4. Ciptakan rasa Baiti Jannati atau Home Sweet Home
pada rumah baru kita. meskipun pasti pada awalnya akan ada rasa
canggung dan tidak nyaman berada di tempat yang baru, mulailah mendekor
ruangan agar sesuai dengan hati kita, misalnya warna cat dindingnya
tidak sesuai dengan kemauan kita silahkan ubah saja.
5.
Bagaimanapun tetangga adalah saudara terdekat kita, jadi usahakan lebih
dulu mendekat kepada tetangga, jangan sombong dan murahlah senyum agar
orang cepat akrab kepada kita, dengan begitu akan membuat kita cepat
merasa nyaman berada di lingklungan baru.
6. Menyiapkan segala
keperluan di rumah baru itu memang sangat penting, apalagi bila kita
pindahnya justru di perdesaan. Apa yang kita butuhkan belum tentu ada
disana, jadi repot sedikit dengan banyak barang siapa takut?? lagipula
toh sama saja membayar jasa .
Tidak ada komentar
Hai, silahkan tinggalkan komen, pesan dan kesannya. Tapi maaf untuk menghindari spam dimoderasi dulu sebelum dipublikasi ya.